Usai Merenggut Mahkotaku Bagian 2 Lanjutan

Part 2b.
Salah menanam
POV. Elang
“Lang, ayolah ….”
Kupilih membuang pandanganku. Takut jika tiba-tiba khilaf akan menderaku.
“Sayang … janganlah seperti itu. Jika kita melakukan hubungan i*tim sebelum pernikahan, itu resikonya akan sangat besar. Kamu yang rugi, nantinya. Bagaimana jika kamu sudah terlanjur hamil, tapi orang tuaku tetap tidak merestui? Bagaimana juga jika orang tuaku terpaksa merestui, tapi menjelang pernikahan kita, tiba-tiba aku mati? Siapa yang akan bertanggungjawab terhadap anak kita? Kita tidak akan pernah tahu bagaimana nasib kita ke depannya. Tidak akan pernah tahu, umur kita akan sampai di mana. Plis, berfikirlah yang logis.”
Mendengar kalimat yang kuucapkan, gadis itu segera berdiri. Berjalan dengan cepat ke arah kamarnya, sambil menghentak-hentakkan kaki. Pintu kamar kemudian dibantingnya, dengan sangat keras sekali.
Arrgghhhh!!!
Kenapa menjadi seperti ini?
Niatku ikut ke apartemennya, itu karena aku merindukannya. Aku ingin melepas lelahku, ingin melepas rinduku. Ingin bercerita, ingin makan malam romantis bersamanya.
Tok! Tok! Tok!
“Sayang, buka pintunya ….” Kuketuk pintu kamarnya beberapa kali. Namun dia tetap diam, seolah kamar itu tidak berpenghuni.
Kuketuk lagi, beberapa kali. Hasilnya sama saja. Dia tidak menyahutku, meski hanya satu kali saja.
Akhirnya kurebahkan tubuhku di sofa. Karena, mau keluar dari sini aku juga tidak bisa. Pintu utama, sudah dikunci oleh pemiliknya.
Kurogoh saku celanaku, kukeluarkan sebuah kotak perhiasan yang beberapa hari lalu sempat kubeli untuknya. Sebuah cincin, kalung, gelang dan anting-anting, yang semuanya ada berliannya.
Tok! Tok! Tok!
Pintu utama apartemen, terdengar ada yang mengetuknya dari luar. Tidak lama kemudian, Laura terlihat keluar dari kamar. Membuka pintu itu sebentar, dan kemudian kembali menutupnya.
“Siapa yang datang malam-malam seperti ini?” Kutanyai dia dengan suara yang selembut-lembutnya.
“Tetangga.” Jawaban yang sangat singkat pun, keluar dari bibirnya.
“Itu kamu membawa apa?” Perhatianku tertuju pada botol kaca yang ada di tangannya.
“Sudah tahu, kenapa nanya?” Dia justru balik bertanya.
“Kamu sering minum minuman keras?”
“Lang!” Dia menghardik dengan nada tinggi.
“Sebelumnya aku belum pernah minum minuman keras! Tapi kamu membuat otakku menjadi tidak waras. Aku malu! Kamu mentah-mentah menolakku. Padahal di luar sana, jika aku mau, ada banyak laki-laki yang mengantri untukku! Tapi aku tetap setia sama kamu. Aku tetap menunggumu! Tiga tahun, Lang! Tiga tahun!”
Dia berbicara dengan penuh emosi. Kemudian botol minuman keras pun langsung ditenggaknya beberapa kali.
Reflek, aku pun mendekat ke arahnya. Memeluk tubuhnya, dan berusaha menjauhkan botol itu dari tubuhnya. Namun dia justru memberontak sekuat tenaga.
“Minum, ini! Minum!”
Dia bahkan memaksaku. Memasukkan pucuk botol tepat ke dalam mulutku. Aku yang tidak siap, pun kemasukan minuman itu, hingga mulutku menjadi tersedak-sedak dibuatnya. Bahkan, bajuku juga sedikit basah, karena tertumpah minuman itu.
Beberapa teguk minuman, akhirnya masuk ke dalam mulutku. Melewati kerongkonganku, dan masuk ke dalam lambungku.
Aku merasa ….
Judul : USAI KAU RENGGUT MAHKOTAKU
Penulis : Eniky